Minggu, 29 Maret 2020

FUNGSI GAMBAR POTONGAN DAN TANDA PEMOTONGAN

FUNGSI GAMBAR POTONGAN DAN TANDA PEMOTONGAN

A.FUNGSI GAMBAR POTONGAN
1.Menggambarkan bagian-bagian yang tidak terlihat atau tertutup
Dengan dilakukan pemotongan maka akan memberikan gambaran isi dari suatu benda. Misalnya hasil pemotongan rumah akan terlihat bagaimana susunan rangka kuda-kuda, isian rumah lainnya seperti dinding ruangan dan plafond serta memberitahukan informasi pada konstruksi beton seperti menunjukkan posisi tulangan, jumlah tulangan dan diameter tulangan.
Gambar 1. Fungsi potongan memperlihatkan susunan rangka kuda-kuda

Gambar 2. Fungsi potongan memberikan informasi konstruksi beton

2. Menunjukkan detail keterangan ukuran
Menunjukkan ukuran dimensi masing-masing penyusun benda. Misalnya akan menggambar detail jendela dan kusennya,maka dibuatlah potongannya.
Gambar 3. Fungsi potongan menunjukkan detail ukuran kusen jendela

3. Menunjukkan detail bentuk sambungan atau titik pertemuan
Menggambarkan detail bentuk pada titik-titik pertemuan seperti kolom dan balok, atau sambungan sebuah konstruksi atau sambungan pada plat baja

Gambar 4. Fungsi potongan menunjukkan bentuk sambungan pada plat baja

4. Menunjukkan bahan yang ada pada benda
Salah satu ciri gambar potongan adalah diberinya arsiran untuk menggambarkan penampang benda yang dipotong. Setiap bahan memiliki aturan simbol penampang masing-masing, misal pada gambar potongan detail sebuah pondasi berikut.

Gambar 5. Fungsi potongan menunjukkan detail bahan pada pondasi


B. TANDA-TANDA PEMOTONGAN
1. Garis Potong
Berfungsi sebagai jalur pemotongan suatu benda kerja yang akan dipotong. Biasanya terletak pada gambar tampak di gambar kerja yang perlu diperhatikan detail isinya.

Gambar 6. Penggunaan garis potong
2. Tanda panah
Salah satu tanda pada ujung dari sebuah garis potongan yaitu adanya tanda panah. Tanda panah dibuat dengan perbandingan antar panjang dengan lebar adalah 3:1. 

Gambar 7. Ukuran tanda panah
Selain tanda panah biasanya juga memakai tanda lain seperti gambar berikut.

Gambar 8. Simbol pada garis potongan

Tanda panah digunakan sebagai petunjuk arah penglihatan terhadap penampang potongan. Arah penglihatan ditentukan sesuai dengan posisi letak gambar potongan yang akan digambarkan.

Gambar 9. Arah tanda potongan
Pada Gambar 9, terdapat 4 macam potongan, yaitu potongan A-A, B-B, C-C, dan D-D. Meskipun potongan A-A dan B-B di lokasi yang hampir berdekatan, namun keduanya berbeda. Terlihat dari anak panahnya, ada yang ke depan, dan ada yang ke belakang.
Anak panah tersebut menunjukkan bagian yang akan digambarkan sebagai hasil gambar potongan. Potongan A-A yang digambar bagian belakang rumah yang dilihat dari depan. Begitu sebaliknya pada potongan B-B. Sedangkan potongan C-C menggambarkan potongan rumah bagian kiri yang dilihat dari pandangan kanan, dan begitu sebaliknya untuk potongan D-D.

3. Simbol Potongan
Setiap jalur pemotongan pada gambar kerja harus dicantumkan huruf atau symbol potongan sebagai tanda dan identitas potongan. Simbol pemotongan biasanya menggunakan huruf abjad seperti A, B, C, angka biasa seperti 1, 2, 3 atau terkadang juga menggunakan angka romawi I, II, III. Perhatikan contoh gambar potongan berikut.


Gambar 10. Gambar potongan dengan 3 jalur pemotongan

Sebagaimana Gambar 10. tersebut, maka gambar hasil potongan juga harus dicantumkan keterangan potongan tertentu sebagaimana notasi/huruf potongan yang digunakan. Pada gambar tersebut terlihat bahwa benda seolah-olah dipotong pada tiga tempat yaitu “Potongan A-A”, ‘Potongan B-B”, dan “Potongan C-C”.

4. Arsiran 
Garis arsir yaitu garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir adalag 450 terhadap suatu sumbu atau terhadap garis gambar. Jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Seperti contoh sambungan kayu berikut bekas potongan untuk sambungan diberi arsiran untuk menandakan bekas potongan. Arsiran pada kayu, biasanya digunakan pada potongan yang melawan arah serat.

Gambar 11. Bekas potongan pada sambungan kayu yang diarsir

Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama. Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar jelas. Penampang-penampang luar dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya pada kelilingnya saja. Selain untuk membedakan antara gambar utuh dan gambar bekas potongan, arsiran juga digunakan untuk menjelaskan jenis material/bahan benda kerja. 

Sumber : Buku Gambar Teknik Dasar Program Keahlian Teknik Konstruksi dan Properti untuk SMK/MAK Kelas X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar